Nasional

Majelis Dzikir & Ilmu Ketauhidtan  Manukan Lor Tandes,  Peringati Maulid Nabi  Muhammad SAW 1447 H

Majelis Dzikir & Ilmu Ketauhidtan  Manukan Lor Tandes,  Peringati Maulid Nabi  Muhammad SAW 1447 H

SURABAYA, Jatim II tNews.co.id – Majelis Dzikir & Ilmu Ketauhidtan bertempat di  Manukan Lor gang 7 H/ 30 RT 03, RW 03  Tandes Surabaya, Menggelar peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW 1447 H dengan meriah dan khusyuk.

Acara yang bertema “ Jaga Sholat ”  merupakan kewajiban bagi umat Islam dan merupakan tali penghubung antara hamba dan Allah, yang dapat mendatangkan ketenangan hidup dan keberkahan rezeki.

Acara Maulid Nabi Muhammad SAW ini diselenggarakan pada hari Minggu malam, 21 September 2025 dan dihadiri oleh ratusan jamaah Tauhid serta warga sekitar.

Puncak acara adalah ceramah agama yang disampaikan oleh Pengasuh Majelis Dzikir dan Ilmu Ketauhidtan,  Kyiai Muhammad Nur Hasan, seorang kyiai  santun dan ramah  dari Madura merupakan pengasuh Dalam ceramahnya, beliau menjelaskan makna mendalam dari peringatan maulid nabi Muhamad SAW.

Acara yang bertema “ Jaga Sholat ”  mengingat pentingnya Menjaga salat berarti melaksanakan salat tepat waktu, dengan khusyuk, dan tidak menundanya hingga habis waktunya, serta memahami keutamaan dan makna ibadah ini,” Ujar Kyiai M. Nur Hasan.

Masih kata Pengasuh Majelis Jamaah Dzikir dan ilmu ketauhidtan  menyampaikan, Bagaimana Cara Menjaga Salat? Intinya untuk memperkuat Niat dan Motivasi: Pahami bahwa salat adalah kewajiban utama dan tanda ketundukan kepada Allah.

Disamping itu untuk meningkatkan Pemahaman: Pelajari keutamaan dan makna salat, serta ayat-ayat yang memerintahkannya, seperti dalam Surah al-Baqarah.

Selain itu, Menjaga Kekhusyukan: Fokus dan konsentrasi tinggi selama salat adalah kunci agar ibadah diterima ,” Ucapnya.

Sementara itu,  Kyiai M.Nur Hasan menambahkan Perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW merupakan tradisi umat Islam yang dirayakan setiap tanggal 12 Rabiul Awal dalam kalender Hijriah.

Sebagai wujud kecintaan dan penghormatan umat terhadap Rasulullah SAW yang diutus oleh Allah SWT sebagai pembawa risalah tauhid.

Ketauhidan yang diwujudkan dalam perayaan ini menjadi nilai yang diaktualisasikan oleh umat Islam, mereka diingatkan akan hakikat keesaan Allah yakni tauhid dan peran Nabi Muhammad saw sendiri sebagai utusan Allah.

Cinta kepada Nabi sebagai manifestasi Cinta kepada Allah, Salah satu ajaran utama Islam adalah mencintai Allah SWT dan Rasul-Nya.

Maulid Nabi memberi umat Islam kesempatan untuk menunjukkan cinta dan penghormatan mereka kepada Nabi Muhammad SAW, yang merupakan teladan sempurna dalam beribadah kepada Allah.

Namun, cinta kepada Nabi harus dipahami sebagai bagian dari cinta kepada Allah SWT karena Nabi Muhammad SAW adalah pembawa wahyu Ilahi, dan mencintai Nabi berarti mengikuti ajarannya serta meneladani kehidupannya yang sepenuhnya berlandaskan pada tauhid, ” Ujarnya.

Diketahui, Aktualisasi nilai cinta kepada Nabi sebagai bagian dari tauhid dalam perayaan Maulid terlihat melalui mengikuti Sunnah Nabi.

Perayaan Maulid adalah sarana untuk mengingat dan mengamalkan sunnah dan ajaran Nabi.

Selain itu, peringatan Maulid mendorong umat Islam untuk menjadikan Nabi Muhammad SAW sebagai teladan dalam kehidupan sehari-hari mereka, baik dalam hal ibadah, akhlak, maupun hubungan sosial.

Peringatan ini mendorong orang-orang untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT dengan meningkatkan kualitas ibadah mereka, seperti shalat, berzikir, dan bershalawat.

Menghindari praktik yang menyimpang dalam perayaan Maulid Praktik menyimpang dalam pelaksanaan Maulid Nabi Muhammad SAW merujuk pada tindakan atau aktivitas yang dilakukan oleh sebagian umat Islam dalam peringatan Maulid, namun tidak sesuai dengan ajaran Islam atau melanggar prinsip-prinsip syariah.

Meskipun perayaan Maulid Nabi pada dasarnya bertujuan untuk memperingati kelahiran Nabi dan mengekspresikan kecintaan kepada Rasulullah, beberapa praktik bisa menjadi menyimpang apabila mengandung unsur yang tidak dibenarkan dalam agama.

Meskipun mencintai dan menghormati Nabi Muhammad SAW adalah bagian dari iman, memuji Nabi secara berlebihan hingga menyamakan atau mendekatkannya dengan derajat ketuhanan dianggap menyimpang dari ajaran tauhid.

Beberapa orang melakukan hal ini karena mereka percaya bahwa Nabi memiliki sifat-sifat ketuhanan atau kekuatan untuk membantu seseorang secara mandiri, tanpa bantuan Allah.

Dalam beberapa momentum, Saya pernah mengikuti acara Maulid yang berlangsung terlalu lama sehingga mengabaikan waktu shalat atau tidak memberikan cukup waktu bagi jamaah untuk melakukan ibadah wajib pada waktunya.

Ini bertentangan dengan keyakinan Islam yang menyatakan bahwa kewajiban ibadah harus tetap diutamakan, bahkan saat perayaan dilakukan.

Perayaan Maulid, bukan sekadar tradisi seremonial, melainkan momen penting untuk mengaktualisasikan nilai-nilai ketauhidan dalam kehidupan umat Islam.

Dengan mengingat perjuangan Nabi dalam menegakkan tauhid, umat diharapkan semakin menguatkan keimanan dan ketakwaan mereka kepada Allah SWT, serta menjadikan Nabi Muhammad SAW sebagai teladan dalam menjalani kehidupan yang berlandaskan pada ajaran tauhid.

Semangat tauhid yang dihidupkan dalam perayaan Maulid ini diharapkan dapat terus berlanjut dalam kehidupan sehari-hari, sehingga ajaran Islam tetap tegak dan kokoh di tengah-tengah umat.

Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW 1447 H di Majelis Tauhid Manukan Tama Surabaya ini diharapkan dapat meningkatkan kecintaan umat Muslim kepada Nabi Muhammad SAW, serta mempererat tali silaturahmi antar sesama.
,” tutupnya.

( Redaksi ).

Related Articles

Back to top button