Sejarah

BEGANDRING SOERABAIA DAN TRILOGI SEJARAH (MEN)DASAR KOTA SURABAYA

SURABAYA – tNews.co.id || Ada istilah baru yang muncul dari penelusuran sejarah kota Surabaya oleh Forum Begandring Soerabaia. Yaitu Trilogi Sejarah (Men)Dasar Kota Surabaya. Trilogi sejarah ini adalah tiga cerita sejarah yang sangat mendasar bagi Kota Surabaya.

Dua cerita sejarah sudah menjadi komoditas format kegiatan, yang setiap tahun diceritakan dalam forum forum resmi. Yakni pada saat peringatan dan upacara hari jadi kota Surabaya baik di lingkungan pemerintah Kota Surabaya maupun dalam rapat paripurna DPRD Kota Surabaya. Kedua cerita sejarah ini adalah cerita sejarah Hari Jadi Kota Surabaya dan cerita sejarah Hujung Galuh.

Sebetulnya Ada satu lagi cerita sejarah mendasar bagi Surabaya. Yakni cerita kunjungan raja Majapahit, Hayam Wuruk, ke Curabhaya pada 1358. Kunjungan raja pada masa keemasan kerajaan Majapahit ini tersebut pada sebuah prasasti yang bendanya masih ada dan tersimpan aman di museum Nasional Jakarta. Yakni prasasti Canggu atau Trowulan I.

Dalam kisah prasasti ini, raja Hayam Wuruk berkunjung ke desa desa penambangan, naditira Pradeca, di tepian sungai. Diantaranya adalah desa desa penambangan di sepanjang anak kali Brantas, yang berhulu di dekat pelabuhan Canggu. Ketika akan mendekati bagian paling hilir, Hayam Wuruk menyebut ada desa yang kini masuk wilayah administrasi kota Surabaya. Yakni i Gsang (Pagesangan), i Bkul (Bungkul) dan yang paling hilir adalah i Curabhaya (Surabaya).

Namun kisah kunjungan Raja Hayam Wuruk ke Curabhaya (Surabaya) ini jarang diekspose dan bahkan dibedah ceritanya. Mengapa sang Raja berkunjung ke Curabhaya? Tentu ada sesuatu yang spesial di tempat itu. Padahal secara arkeologis, tempat itu sudah tersebut nyata pada prasasti yang bendanya masih ada dan tersimpan baik di museum Nasional.

Itulah trilogi sejarah (men)dasar kota Surabaya. Yakni tentang Hari Jadi Kota Surabaya, Hujung Galuh dan Curabhaya.

Melihat dan mempertimbangkan pentingnya trilogi sejarah ini, Forum Begandring Soerabaia terus melakukan upaya pelacakan untuk menguak kebenaran sejarah kota Surabaya, sehingga warga kota serta perangkat pemerintah kota Surabaya tidak salah dalam melakukan peringatan peringatan kesejarahan tentang Kota Surabaya.

Dua cerita sejarah mendasar tentang Kota Surabaya sudah disoal. Yakni tentang Hari Jadi Kota Surabaya, yang menurut penggalian dan penelusuran Begandring Soerabaia ada kekurang-akuratan atau kekurangan-kuatan dasar historis yang dipakai untuk menentukan pemilihan tanggal 31 Mei 1293 sebagai hari jadi kota Surabaya, yang ditetapkan pada 18 Maret 1975 lalu.

Selain itu, belum lama ini Begandring Soerabaia juga menelusuri letak Hujung Galuh, sebuah nama yang diyakini sebagai nama kuno (ancient name) kota Surabaya. Bahkan temuan Begandring Soerabaia ini diseminarkan melalui webinar, yang baru baru ini diselenggarakan oleh Geofisika ITS, yang kesimpulannya bahwa lokasi Hujung Galuh berada di hulu sungai, bukan di bagian hilir sungai, seperti yang selama diyakini publik, termasuk oleh pemerintah kota Surabaya, sehingga pemerintah kota Surabaya mereplika prasasti Kamalagyan dan diletakkan di museum Surabaya. Selain itu pemerintah kota Surabaya juga menamai jembatan baru yang dibuat di Ngagel dengan nama Jembatan Hujung Galuh.

Dua cerita sejarah ini tengah menjadi perhatian Begandring Soerabaia dan pihak pihak terkait yang sama sama peduli terhadap sejarah Surabaya. Sedangkan satu cerita sejarah tentang kunjungan raja Hayam Wuruk ke Curabhaya pada 1358 belum pernah tersentuh. Padahal cerita ini penting untuk menguak sejarah Kota Surabaya.

Konon cerita kunjungan Raja Hayam Wuruk ke Curabhaya pada 1358 pernah diusulkan sebagai salah satu alternatif penentuan hari jadi kota Surabaya, tapi cerita yang bersumber dari prasasti Canggu ini dikalahkan oleh kisah pengusiran Tartar oleh Raden Wijaya pada 31 Mei 1293.

Sekarang saatnya menggali sejarah untuk mencari kebenaran dan meluruskan sejarah (men)dasar Kota Surabaya, yang oleh Begandring Soerabaia disebut Trilogi Sejarah Kota Surabaya. Trilogi sejarah kota Surabaya ini meliputi a).Hari Jadi Kota Surabaya, b). Hujung Galuh dan c). Curabhaya.

(tNews.co.id – Nanang).

Related Articles

Back to top button