Bantuan SosialPemerintahan
Trending

Kisah Tragis Warga Kecamatan Sokobanah Yang Tidak Mendapat Perlindungan Kesehatan Tepat Waktu

Kisah Tragis Warga Kecamatan Sokobanah yang Tidak Mendapat Perlindungan Kesehatan Tepat Waktu

Sampang, Madura tNews.co.id – Sebuah kisah tragis datang dari seorang warga miskin yang tidak mendapat perlindungan kesehatan tepat waktu dari program Universal Health Coverage (UHC) yang digagas oleh Bupati Sampang H. Slamet Junaidi. Mohammat Dahri, warga Desa Tobai Barat, Kecamatan Sokobanah, harus menanggung sendiri biaya pengobatan sebesar Rp1.622.694 di RSD Ketapang karena pengajuan UHC-nya belum disetujui BPJS saat dirawat.

“Ini bentuk kegagalan sistem. Pemerintah Kabupaten Sampang seharusnya memastikan bahwa program UHC benar-benar berpihak pada rakyat kecil, terutama dalam kondisi darurat,” ujar Rofi, Relawan Kesehatan Indonesia DPC Sampang.

Rofi menilai bahwa program UHC yang dicanangkan H. Slamet Junaidi tampak hanya bagus di atas kertas, namun lemah dalam implementasi di lapangan. “Apa gunanya program jika rakyat miskin tetap harus bayar ketika nyawa sudah di ujung tanduk. Kapan darurat itu datang sesuai jam kerja,” kritik Rofi.

Keluarga almarhum juga menyampaikan kekecewaan. Salah satu kerabat, berharap pihak rumah sakit bisa mengembalikan biaya yang telah dibayarkan. “Kalau bisa dikembalikan biaya yang di RSD Ketapang. Soalnya Mohammat Dahri ini orang tidak mampu, siapa tahu bisa buat tambahan biaya tahlilan,” ujarnya nada kecewa.

Humas RSD Ketapang, dr. Syafril Alfian Akbar, mengakui tidak bisa memproses pengajuan UHC karena waktu masuk pasien berada di luar jam operasional BPJS. “Pasien datang jam 20.00, sementara layanan BPJS tutup jam 16.00,” katanya.

Namun Rofi menilai alasan tersebut mencerminkan lemahnya sistem koordinasi. “Masyarakat tidak peduli jam kerja BPJS. Mereka butuh jaminan ketika darurat. Ini bukan soal administrasi, ini soal kesehatan warga miskin di Sampang,” tegasnya.

Kisah ini menjadi tamparan keras bagi Pemerintah Kabupaten Sampang. Program yang digadang-gadang sebagai solusi kesehatan gratis bagi warga miskin, justru tidak hadir saat dibutuhkan.

Keluarga almarhum hanya bisa berharap ada kebijakan yang lebih manusiawi dari pihak rumah sakit maupun Pemkab Sampang. “Kita berharap ada kebijakan yang lebih manusiawi dari pihak rumah sakit maupun Pemkab Sampang,” ujar salah satu kerabat almarhum.

Dengan demikian, perlu dilakukan evaluasi dan perbaikan sistem agar program UHC dapat berjalan efektif dan memberikan manfaat bagi warga miskin. “Perlu dilakukan evaluasi dan perbaikan sistem agar program UHC dapat berjalan efektif,” ujar Rofi.

Wartawan: Rosi

Related Articles

Back to top button