Sejarah

TOPONIMI Hasil Bumi Di Kota Lama Surabaya

tNews.co.id || SURABAYA – Surabaya yang secara historis masuk sebagai kota perdagangan rempah rempah, ternyata memiliki jalan jalan dengan nama – nama komoditas rempah rempah. Jadi, tidak hanya kota Jakarta saja yang memiliki jalan jalan dengan nama nama jenis rempah rempah.

Jalan jalan di kota Surabaya yang bernama berbagai jenis rempah rempah ini ada di kawasan Kota lama, khusus nya di wilayah kecamatan Krembangan. Ada jalan Kapulaga, jalan Adas, jalan Kunir, jalan Jagaraga, jalan Ketumbar, jalan Merica, dan jalan Jinten. Tentu penamaan jalan dengan nama rempah-rempah ini tidak sembarangan.

Caption Nanang / Salah Satu Nama Jalan

Dalam bidang ilmu linguistik yang membahas tentang asal-usul penamaan nama tempat, wilayah, atau suatu bagian lain dari permukaan bumi, termasuk yang bersifat alam (sungai, lautan, dan pegunungan), dan buatan (kota, gedung, jalan, jembatan), yang disebut Toponimi, di sana mengandung nilai tinggi karena dapat mengekalkan dan mendokumentasi jati diri yang dimiliki suatu daerah. Jati diri adalah kekhasan yang dimiliki oleh suatu daerah yang bisa saja pernah adanya orang atau tokoh yang berpengaruh, produk andalan, dan lain lain.

Caption Nanang

Nama tokoh berpengaruh misalnya nama pahlawan seperti Bung Tomo, Sungkono, Residen Sudirman, dll. Termasuk adanya nama produk atau hasil bumi seperti merica, kunir dan jenis jenis rempah lainnya. Termasuk nama hasil hasil perkebunan seperti karet, teh, kopi dan coklat.

Ternyata, nama nama itu tersandang sebagai nama nama jalan di kota Surabaya dan sekaligus sebagai identifikasi kota Surabaya. Ini menjadi bukti nyata pernah adanya benda atau orang yang dianggap penting bagi kota Surabaya sehingga perlu diabadikan dan didokumentasikan.

Caption Nanang / Jalan Kapulaga

Toponimi nama nama hasil perkebunan seperti merica, adas, kapulaga, ketumbar, Jagaraga dan jinten yang ada di kawasan Kota lama Surabaya adalah wujud pendokumentasian kekayaan alam yang sempat mewarnai kota Surabaya di bidang pembangunan, perekonomian dan perdagangan. Apalagi nama nama ini sudah ada sejak masa kolonialisasi.

Pun demikian dengan toponimi hasil perkebunan seperti karet, teh, kopi dan coklat. Nama nama ini juga tersandang di kawasan Kota lama Surabaya. Ada jalan Karet, jalan Teh, jalan Kopi dan jalan Coklat.

Semuanya itu ternyata pernah menjadi andalan Kota Surabaya, meskipun Kota Surabaya bukanlah sebagai Kota penghasil produk perkebunan itu. Namun, Surabaya menjadi pusat administrasi dan perdagangannya yang tidak hanya berskala nasional, tapi internasional. Ini terbukti dengan adanya kantor HVA (Handelsblad Verenigging Amsterdam) dan Internationale Credit en Handel Verenigging Rotterdam, yang gedungnya dikenal dengan sebutan Gedung Internasio.

Kantor kantor perdagangan ini memang tumbuh seiring dengan membludak nya hasil perkebunan pada pertengahan abad 19 yang secara ekonomi mendukung perkembangan dan pertumbuhan kota Surabaya. Namun ketika masih di antara abad 17 dan 18, adalah produk rempah rempah yang menjadi raja dan bahkan disebut “emas hijau”. Meski Surabaya sendiri bukanlah sebagai kota penghasil rempah rempah. Namun kota ini menjadi pusat percaturan dagang rempah rempah nusantara dan dunia. Bahkan Surabaya menjadi pintu gerbang pedalaman Jawa yang buminya menghasilkan produk rempah rempah.

(tNews.co.id – Nanang).

Related Articles

Back to top button