Religi

Apa Benar Bunga Wijaya Kusuma Membawa Keberuntungan ??

Apa Benar Bunga Wijaya Kusuma Membawa Keberuntungan ??

Foto : Bunga Wijaya Kusuma Bila Malam Hari Akan mekar 

SURABAYA, Jatim II tNews.co.id – Bunga wijaya kusuma biasa dikenal dengan nama bunga dewa dan dipercaya dapat membawa keberuntungan. Mitos ini begitu terkenal di kalangan masyarakat, utamanya penduduk Yogyakarta dan Surakarta.

Dirujuk dari laman National Parks, Nama latin bunga wijaya kusuma Epiphyllum oxypetalum. Selain nama versi Indonesia, bunga ini dikenal juga dengan sejumlah sebutan lain seperti lady of the night, queen of the night, dan dutchman’s pipe cactus.

Diketahui, bunga Wijaya Kusuma ini asli dari Meksiko dan Brazil memiliki batang yang memiliki kesamaan fungsi seperti daun. Sementara itu bunganya memiliki kelopak putih, berbentuk bintang dengan panjang 28 cm dan lebar 13 cm.

Uniknya, bunga putih bak mahkota milik Epiphyllum oxypetalum ini hanya mekar pada malam hari saja. Bunga ini akan mekar mulai pukul 8-10 malam, kemudian mencapai puncaknya pada pukul 12-3 dini hari. Setelah itu ia akan menutup sebelum fajar tiba.

Penasaran dengan bunga wijaya kusuma yang disebut-sebut membawa keberuntungan? Dikutip dari repository Universitas Pasundan, nama wijaya kusuma berasal dari kata Jawa Kuno, ‘wijaya’ yang berarti kemenangan dan ‘kusuma’ yang bermakna bunga.

Dalam pewayangan Jawa, tanaman ini berfungsi sebagai pohon sakti yang bisa menghidupkan orang mati.

Foto : Pagi Hari Bunga Wijaya Kusuma Ini menutup Sendiri

Mitos tentang kesaktian bunga satu ini berkembang pesat di kalangan masyarakat. Misalnya, orang yang menemukan bunga wijaya kusuma pada tengah malam dipercaya akan cepat dianugerahi seorang bayi.

Tak hanya itu, bunga wijaya kusuma juga diyakini akan membawa keberuntungan dalam bentuk mengangkat derajat seseorang. Di samping itu, menanam bunga bernama latin Epiphyllum oxypetalum ini dipercaya akan mendatangkan jodoh bagi penghuni rumah.

Menariknya, kepercayaan bahwa bunga putih ini akan membawa keberuntungan tidak hanya ada di Indonesia saja.

Berdasar informasi dari laman Awkward Botany, dalam novel Kevin Kwan bertajuk Crazy Rich Asians, di China, bunga wijaya kusuma dikenal dengan nama Tan Hua. Melihatnya mekar dipercaya sebagai pertanda keberuntungan.

Lebih lanjut, menyaksikan bunga ini mekar pada malam hari dianggap sebagai sebuah pengalaman sakral. Di India misalnya, konon, keluarga yang sempat melihat indahnya bunga wijaya kusuma saat mekar pada malam hari akan mendapat keberuntungan dan kemakmuran.

Perlu digarisbawahi sebelumnya, keyakinan akan datangnya keberuntungan akibat bunga wijaya kusuma tidak dapat dijelaskan secara ilmiah.

Oleh karena itu, kepercayaan ini dikembalikan pada pribadi masing-masing.

Konon pada zaman kerajaan bunga Wijaya Kusuma merupakan Bunganya Para Raja,

Dirangkum dari Majalah Adiluhung Edisi 13: Wayang, Keris, Batik, dan Kuliner Tradisional, masyarakat Yogyakarta dan Surakarta percaya bahwa untuk dapat naik tahta, seorang raja harus memiliki bunga wijaya kusuma. Sebab, bunga berbau harum ini adalah perlambang watak dan pribadi seorang raja.

Ditelaah dari segi nama, suku kata ‘wi’ dalam wijaya, bermakna menguasai segala ilmu, baik lahir dan batin.

Sementara itu, ‘jaya’ berarti menang. Adapun ‘kusuma’, dalam catatan Kraton Jawa, berarti keturunan raja harus memiliki watak utama dan berbudi luhur.

Tidak sembarang orang bisa mengambil bunga ini dalam keadaan mekar. Biasanya para raja akan mengerahkan orang-orang sakti untuk mengambil bunga ini.

Sebelumnya, meditasi dan penyucian diri secara khusus perlu dilakukan untuk memohon petunjuk sang pencipta.

Bila seorang raja Mataram belum memetik bunga wijaya kusuma, kekuasaannya tidak akan diakui dunia. Selain raja Mataram, keturunan Majapahit juga diwajibkan untuk mencari bunga ini.

Bunga yang dianggap sebagai pusaka ini harus diambil dengan cara khusus. Dahulu, dari Surakarta, seseorang mesti berjalan lewat Kartasura, Boyolali, Magelang-Temanggung, dan Cilacap. Setelah itu, baru menyeberang ke Pulau Karangbandung.

Kenapa Pulau Karangbandung? Konon, bunga wijaya kusuma dulunya adalah pusaka Keraton Dwarawati milik Batara Kresna. Sebelum sang raja mangkat ke Swargaloka, bunga ini dilabuh dan berubah menjadi sebuah pohon batu. Nah, letaknya adalah di Pulau Karangbandung.

Setelah diambil orang suruhan raja, tak seorang pun boleh melihatnya. Hanya raja yang boleh memastikan bahwasanya yang dibawa benar-benar bunga. Namun, sayangnya, tradisi ini pupus sejak 1894. Usai 1894, hanya tersisa mitosnya saja.

Perlu diketahui, Manfaat Tanaman Wijaya Kusuma bagi Kesehatan

Diringkas dari Discover HubPages, selain indah dipandang, bunga wijaya kusuma juga diketahui memiliki sejumlah khasiat kesehatan. Di bawah ini pembahasan ringkasnya:

1. Luka Ulkus Kaki Diabetikum
Sebuah penelitian oleh Prof Dr Hamka dari Universitas Muhammadiyah menemukan bahwa salep ekstrak dari Epiphyllum oxypetalum bisa digunakan untuk menyembuhkan luka ulkus kaki diabetikum.

Ternyata, ekstrak daun wijaya kusuma memiliki potensi antimikroba terhadap Staphylococcus aureus, bakteri penyebab luka tertunda kesembuhannya.

2. Virus Zika
Zika adalah virus yang ditularkan oleh nyamuk Aedes, secara terkhusus Aedes aegypti dan Aedes albopictus. Sebuah laporan menunjukkan kemungkinan pemakaian daun wijaya kusuma sebagai antivirus zika.

3. Antikanker
Penelitian Naik dan Naikwade bertajuk Aktivitas Antikanker Epiphyllum oxypetalum pada 2021 menemukan bahwa ekstrak daun wijaya kusuma mengandung senyawa fenolik dan diterpena.

Ketika diteliti, adanya senyawa putatif dalam ekstrak etanol daun menunjukkan kemungkinan pemakaiannya sebagai obat antikanker, antioksidan, imunosupresi, dan antibiotik.

4. Insomnia
Di beberapa tempat, teh queen of the night dikonsumsi untuk mendapat sensasi rileks sekaligus meringankan insomnia. Selain itu, laporan oleh Jyoti Kishen Kumar dkk menyebut bahwasanya tanaman wijaya kusuma juga bisa mengatasi kecemasan.

5. Pereda Nyeri
Secara tradisional, ekstrak tanaman wijaya kusuma sudah dipakai untuk meringankan nyeri, seperti sendi, sakit kepala, dan haid. Penelitian dari Dandekar R dkk pada 2015 menemukan bukti bahwasanya terdapat sejumlah senyawa seperti alkaloid, protein, asam amino, flavonoid, hingga tanin yang mungkin bisa mendukung pengobatan tradisional sebelumnya.

( Redaksi).

Related Articles

Back to top button