Tengah Pelemahan Mata Uang Rupiah Terhadap Real Arab Saudi, Pergi Ke Tanah Suci Makin Mahal
Tengah Pelemahan Mata Uang Rupiah Terhadap Real Arab Saudi, Pergi Ke Tanah Suci Makin Mahal
Jakarta, tNews.co.id – Dilansir dari Refinitiv, nilai tukar rupiah terhadap real Arab Saudi sebesar Rp4.321/SAR. Rupiah semakin tertekan khususnya sejak awal Oktober 2024 yang pada saat itu masih dikisaran Rp4.030/SAR.
Bepergian ke Tanah Suci semakin mahal di tengah pelemahan mata uang rupiah terhadap real Saudi Arabia.
Sementara secara year to date/ytd, rupiah telah melemah sebesar 5,26% terhadap real Arab Saudi.
Pelemahan rupiah ini menyebabkan Jemaah yang ingin bepergian ke Arab Saudi, baik hanya untuk liburan maupun beribadah, perlu merogoh kocek lebih dalam. Hal ini tentu akan membuat harga barang dan jasa di Arab Saudi terasa lebih mahal dibandingkan tahun lalu.
Dikutip dari hikersbay, rerata harga di Arab Saudi lebih tinggi daripada di Indonesia. Jika Anda melakukan belanja di Arab Saudi. Biaya akomodasi rata-rata di Arab Saudi berkisar dari: Rp1.279.000 (296 SAR) di Hostel untuk Rp2.558.000 (592 SAR) di hotel bintang 3. Harga per malam di sebuah hotel mewah di Arab Saudi adalah sekitar Rp4.321.000 (1.000 SAR).
Menggunakan angkutan umum di Arab Saudi dikenakan biaya: Rp17.284 (4 SAR) untuk tiket sekali jalan. Jika lebih menyukai taksi, ingatlah bahwa harga taksi di Arab Saudi tergantung pada beberapa faktor. Harga mulai taksi adalah: Rp43.210 (10 SAR). Untuk perjalanan 1 km di Arab Saudi, kita harus membayar: Rp26.358 (6,1 SAR).
Lebih lanjut, biaya haji pun tampak semakin mahal dengan depresiasi rupiah yang terus terjadi.
Menanggapi semakin mahalnya biaya tersebut, Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar menjamin kualitas tetap baik meski pun pemerintah mengupayakan biaya haji 1446 H/2025 M lebih murah. Penegasan ini disampaikan Menag Nasaruddin Umar usai bertemu Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Prasetyo Hadi dan Sekretaris Kabinet (Seskab) Teddy Indra Wijaya di Istana Kepresidenan, Jakarta.
“Kita membicarakan banyak hal, kira-kira apa nanti yang bisa membuat jemaah haji kita lebih nyaman, lebih tenang, dan yang paling penting juga adalah lebih murah. Tapi murahnya bukan berarti mengurangi kualitas pelayanan, jadi tetap ada efisiensi, efektif, tapi tetap tidak mengurangi kualitas,” jelas Menag Nasaruddin, Jumat (27/12/2024).
“Misalnya pesawatnya, jangan-jangan kita mencari murah, tapi pesawatnya dicari pesawat tua. Jadi itu di warning juga buat kita,” sambung Menteri Agama.
( Red).