Peristiwa

Viral Ada Kolektor Tali Pocong dan Keranda Mayat Di Tulungagung ?

Viral Ada Kolektor Tali Pocong dan Keranda Mayat Di Tulungagung ?

TULUNGAGUNG, tNews.co.id – Umumnya, banyak orang yang bergidik ketika mengaitkan segala sesuatu dengan bangsa lain, roh, dan hantu. Ketakutan tersebut lantas menjadi alasan untuk jauh-jauh dari hal-hal berbau mistis.

Namun, lain orang, lain cerita, lain pula penanganannya.

Sebuah kisah unik datang dari Desa Aryojeding, Kecamatan Rejotangan, Tulungagung, Jawa Timur, ada kolektor tali pocong. Yang dikoleksi khusus tali pocong orang yang meninggal pada Hari Selasa Kliwon.

Seorang pria di Tulung agung ini punya kebiasaan yang aneh yang buat bulu kudu berdiri! Pria ini koleksi benda mistis yang menyeramkan seperti tali pocong sampai keranda mayat! Apa ya kira-kira alasannya?

Dilansir dari tribunjatim.com, seorang pria berumur 62 tahun bernama Sutarji membuat sebuah museum barang mistis di rumahnya yang terletak di Tulungagung.

Alhasil, rumah yang ia tinggali kini terlihat seperti rumah di film horor terkenal, The Conjuring! Namanya cukup dikenal, terlebih rumahnya merangkap museum pribadi.

Kesan mistis dan horor langsung terasa saat awak media mendatangi rumah Sutarji pada November 2023 kemarin. Ada sebuah keranda yang digantung di atas jembatan depan rumah.

Saat memasuki rumah Sutarji, tampak berjajar benda-benda kuno. Namun yang paling aneh yakni keberadaan koleksi tali pocong.

“Tali pocong orang sini semua. Tali pocong itu hanya dari orang yang meninggal pada Hari Selasa Kliwon,” kata Sutarji, Sabtu (18/2/2023).

Caption Foto : Sutarjo Siang Kolektor

Untuk diketahui, tali pocong orang yang meninggal pada Hari Selasa Kliwon rawan dicuri orang. Sebab banyak orang yang percaya, tali pocong tersebut memiliki kekuatan mistis.

Maka dari itu, keluarga duka harus menjaga kuburan orang yang meninggal pada Hari Selasa Kliwon selama 40 hari. Itu dilakukan agar tali pocong tidak dicuri.

Dalam situasi seperti itu, biasanya Sutarji muncul. Ia menawarkan solusi bagi keluarga duka yang sekaligus bisa memenuhi hobinya mengoleksi tali pocong.

“Biasanya saya jika ada orang meninggal, saya berada di liang lahat untuk membantu menata mayat. Terus tali pocongnya saya ambil, tapi keluarga tahu semua, jadi tidak mencuri. Ini boleh saya bawa pulang, kalau memang boleh ya saya bawa,” ujarnya.

Dengan begitu, menurut Sutarji, pihak keluarga tidak perlu lagi menjaga kuburan agar tidak ada pencurian tali pocong. Semacam win win solution.

“Karena untuk jaga kuburan itu, kadang keluarga harus bayar ke orang Rp 600 ribu atau Rp 1 juta. Sekarang enggak perlu lagi, karena tali pocongnya sudah saya ambil,” imbuhnya.

Koleksi tali pocong disimpan di almari yang ada di museum pribadinya. Sutarji tidak memanfaatkan tali tersebut untuk hal yang aneh-aneh. Bahkan masyarakat yang berkunjung dapat melihatnya langsung.

Benda aneh lain yang banyak dijumpai adalah keranda mayat. Sutarji mengaku memiliki koleksi 5 keranda mayat. Sebagian didapatkan dari wilayah Tulungagung dan ada satu keranda mayat didapat dari Kecamatan Wlingi, Blitar.

Keranda mayat dipajang terpisah. Mulai di depan pintu masuk, di dalam pendapa depan kamar dan di depan musala.

Sutarji mengkoleksi keranda mayat bukan tanpa alasan. Menurutnya, dengan melihat keranda mayat, dia selalu ingat dengan Tuhan dan kematian.

“Setiap melihat keranda mayat, kemudian melihat makam ibu, ingat Tuhan. Itu di depan pintu juga ada nisan dari makam ibu saya, yang di kuburan saya ganti yang baru,” ujarnya.

( Redaksi)

Related Articles

Back to top button