MENGGUGAT DEMI PELURUSAN SEJARAH
tNews.co.id || SURABAYA – Akhirnya pegiat sejarah dan budaya kota Surabaya, yang tergabung dalam Forum Begandring Soerabaia, mendatangi kantor Balai Kota Surabaya untuk menyampaikan nota gugatan atas Hari Jadi Kota Surabaya kepada Pemerintah Kota Surabaya pada Kamis siang, 17 Juni 2021. Setidaknya ada 10 perwakilan pegiat sejarah dan budaya turut menyampaikan gugatan itu.
Mereka datang dengan beragam pakaian adat daerah yang menggambarkan multikulturalisme di Kota Surabaya. Ada pakaian adat Jawa, Surabaya, Ampel Dento, Ponorogo, Cina, pejuang 45 serta pakaian khas Besutan oleh cak Meimura dan khas tradisional ala cak Ugeng Sembur. Kedatangan mereka langsung diterima oleh Wakil Walikota Surabaya Ir. Armuji di teras masuk gedung Balai Kota. Wakil Walikota pun terlihat menggenakan pakaian khas Indonesia batik yang dipadu dengan udeng Cak Surabaya.
Armuji sangat menghargai itikat baik para pegiat sejarah dan budaya Surabaya, yang tergabung dalam wadah Begandring Soerabaia, karena mereka telah sudi mengkaji sejarah hari jadi kota Surabaya, yang hasilnya adalah perlu adanya pelurusan tentang sejarah hari jadi kota Surabaya.
Menurut Nanang Purwono, koordinator Forum Begandring Soerabaia, nota gugatan yang diserahkan kepada Pemerintah Kota Surabaya adalah hasil kajian sejarah yang dilakukan selama hampir 3 tahun, yang puncaknya ditandai dengan digelarnya Diskusi Publik yang mengangkat tema “Menggugat Hari Jadi Kota Surabaya” pada 31 Mei 2021 lalu.
Forum Begandring Soerabaia, yang terdiri dari beragam komunitas sejarah dan budaya Surabaya, merasa terpanggil untuk meluruskan sejarah hari jadi kota Surabaya dan mendorong pemerintah kota Surabaya untuk mengkaji ulang dan mencari hari jadi kota Surabaya yang faktual, obyektif, tidak tendensius, dan dapat dipertanggung jawabkan baik pada masa sekarang hingga masa depan.
Menurut Nanang, adalah dosa besar bila mereka yang tau sejarah tetapi tidak berupaya untuk meluruskannya karena peringatan hari jadi kota ini sejatinya adalah peringatan yang melibatkan atau dilakukan oleh seluruh penduduk kota Surabaya yang jumlahnya hampir 3 juta jiwa.
Sementara Armuji, setelah menerima nota gugatan, berjanji akan mengkaji gugatan Forum Begandring Soerabaia dan kanan membentuk tim khusus untuk mengkaji hari jadi kota Surabaya.
Sebelum penyerahan nota gugatan, terlebih dahulu seniman Ludruk Surabaya, Cak Meimura, membuka dengan kidung besutan, yang intinya bahwa sejarah yang salah harus diluruskan agar tidak terjadi kesalahan pahaman terhadap sejarah kota di kemudian hari.
“Kembang sentul kembang Gayam
dicampur digawe rujak.
Kulo mriki mboten mek sambang Cak Ji, Ning bade wadul babakan sejarah.
Sir kusir mbang kumambang,
perahu kintir gak ditambang,
ditambang taline ilang,
tembe mburi nom nomane ketayal tayal.
Pring sinigar digawe galar,
ditoto rapet nok ndukur dipan,
niki sejarah kudu diluruskan
supoyo nom noman ing tembe mburi gak salah paham.”
Atraksi seni juga ditampilkan oleh Cak Ugeng Sembur. Kali ini ia membacakan puisi, bukan atraksi sembur api seperti yang biasa ia lakukan. Meski demikian, atraksi seninya tidak mengurangi arti penyampaian nota gugatan. Cak Ugeng Sembur membacakan puisi yang bertema “Dengan Puisi Aku Disini”
Bahwa dengan puisi, ia turut meluruskan sejarah.
Menurut rencana, Forum Begandring Soerabaia akan melanjutkan aksinya ke DPRD Kota Surabaya untuk menyerahkan tembusan Nota Gugatan atas Hari Jadi Kota Surabaya.
(tNews.co.id / Nanang).