KOLABORASI ANTAR INSAN DAN INDUSTRI PARIWISATA UNTUK PEMULIHAN EKONOMI.
AHLI, sebuah akronim baru yang bakal mewarnai geliat pariwisata Indonesia di masa pandemi maupun pasca pandemi nantinya. AHLI adalah kependekan dari Association of Hospitality Leaders Indonesia, sebuah organisasi yang menjadi wadah interaksi, kolaborasi dan sinergi antar pimpinan perusahaan perhotelan, Biro Perjalanan Wisata, perusahaan makanan dan minuman serta pimpinan akademisi sekolah pariwisata.
Tujuannya adalah menemukan peluang baru dan bertransformasi meningkatkan sektor ekonomi kreatif di bidang pariwisata yang diharapkan dapat menjadi lokomotif pemulihan ekonomi di masa dan pasca pandemi covid 19. Pariwisata merupakan salah satu industri yang belum bisa pulih akibat pandemi covid 19 (Jawa Pos, 20 September 2021). Karenanya, pemerintah tengah berupaya mencari terobosan baru untuk pemulihan ekonomi.
Hadirnya AHLI ini akan membuka kolaborasi antar empat sektor pariwisata (pimpinan usaha perhotelan, usaha makanan dan minuman, usaha perjalanan wisata dan lembaga pendidikan tinggi pariwisata) dalam upaya pemulihan dunia pariwisata. Sesmenparekraf RI, Ni Wayan Giri Adnyani, mengatakan, kehadiran asosiasi baru di masa pandemi ini merupakan spirit yang luar biasa untuk mengakselerasi pemulihan pariwisata dan ekonomi nasional.
Belum lama ini, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno bertandang ke desa Bejijong, Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto, salah satu dari 50 desa wisata terbaik di Indonesia. Menteri Sandiaga Uno sangat mengapresiasi pihak pihak yang menjadikan desa Bejijong hidup, seolah menjadi reinkarnasi keemasan masa Majapahit.
Desa Bejijong adalah desa yang masyarakatnya tetap dan terus kreatif di bidang seni dan budaya. Salah satunya adalah dengan adanya kiprah Sanggar Bagaskara yang dimotori pemuda Supriyadi. Supriyadi berharap kampungnya bisa naik level lagi menjadi 10 desa wisata terbaik berbasis budaya se Indonesia.
Melihat peran masyarakat yang bisa tampil sebagai pegiat seni dan budaya seperti di desa Bejijong dalam menunjang dan memajukan pariwisata, ternyata peran masyarakat juga tidak kalah pentingnya dari peran pimpinan empat sektor pariwisata (perhotelan, perjalanan wisata, usaha makanan dan minuman serta akademisi pariwisata).
Karenanya AHLI Jatim perlu juga berfikir dalam mendorong masyarakat untuk berperan dan ambil bagian dalam memajukan pariwisata sebagai sektor untuk meningkatkan perekonomian dan kesejahteraan.
Jika di kampung dan desa desa lain ada pelopor pelopor seni dan budaya, maka akan semakin banyak potensi obyek wisata yang dapat menjadi jujugan wisatawan. Dengan demikian sektor perusahaan jasa wisata memiliki variasi obyek wisata yang bisa ditawarkan untuk dijual. Kedatangan wisatawan di suatu tempat akan memberikan efek domino kepada industri pariwisata lainnya, seperti perhotelan dan makanan minuman serta UMKM.
Maka, AHLI Jatim harus berkomitmen menjadi akselerator dalam mendukung pemulihan ekonomi nasional melalui kolaborasi yang kongkrit antar anggota, anggota dengan industri serta anggota dengan pemerintahan. (Nanang)