Halo Polisi

300 Milliar Hilang Dalam 14 Menit, Inilah Wajah Baru Kejahatan di Era  BLOCKHAIN

300 Milliar Hilang Dalam 14 Menit, Inilah Wajah Baru Kejahatan di Era  BLOCKHAIN

Foto : Executive Summary NASTRAP Terbaik Sespimti Polri Karya Kombes Arsal Sahban

LEMBANG, Jabar II tNews.co.id  – Kejahatan di era digital telah mengalami lompatan besar. Tidak lagi selalu hadir dalam bentuk kekerasan di jalanan, melainkan bergerak senyap melalui sistem teknologi. Hilangnya Rp300 miliar aset digital dalam waktu 14 menit menjadi ilustrasi nyata dari ancaman baru tersebut, yang diangkat secara komprehensif dalam NASTRAP Terbaik Sespimti Polri karya Kombes Pol Dr. M. Arsal Sahban, tentang strategi Polri menghadapi dampak negatif teknologi blockchain terhadap stabilitas keuangan negara.

Naskah Strategi Perorangan (NASTRAP) Polri ini dianugerahi Penghargaan Sanyata Sumanasa Wira Aksara Utama (Novelty)

Arsal menawarkan ide segar dan baru yang dinilai memiliki novelty tinggi karena mengangkat jenis kejahatan yang belum banyak dibahas dalam NASTRAP maupun tulisan ilmiah sebelumnya. Bukan lagi sekadar cyber crime, melainkan cyber dependent financial crime, kejahatan yang menargetkan ekonomi nasional.

Tulisan ini merupakan ringkasan eksekutif (executive summary) dari NASTRAP kombes Arsal, sebuah pengantar untuk memahami arah, urgensi, dan tantangan yang dihadapi Polri di era teknologi blockchain. mari kita baca summarynya dibawah ini :

Sebuah Kisah dari Era Baru Kejahatan

Pada sebuah malam di akhir tahun 2024, tepatnya tanggal 11 November. Rp300 miliar dalam bentuk aset digital hilang… hanya dalam 14 menit.

Tidak ada tembakan. Tidak ada kejar-kejaran, Tidak ada perpindahan fisik.
Hanya aliran data, yang melompat dari satu blockchain ke blockchain lainnya, bergerak tanpa suara dan tanpa jejak kasat mata.

Pelaku berada di negara A.
Server ada di negara B.
Dompet kripto tercatat di negara C.

Dalam hitungan menit, dana dibelokkan melalui tiga chain, dilempar ke mixer, lalu menghilang di VASP (Virtual Asset Service Provider) luar negeri.
Ketika permintaan MLAT (Mutual Legal Assistance) dikirimkan, aset itu sudah tidak ada.

Inilah wajah kejahatan yang kini kita hadapi.
Kejahatan yang bergerak sangat cepat, lebih luas dari yurisdiksi, dan lebih canggih dari sebagian besar alat yang kita miliki hari ini.

Inilah sebuah serangan pada platform kripto domestik “INDODAX”, sampai saat ini belum terungkap.

Di tingkat global, peretasan Axie Infinity – Ronin Bridge pada tahun 2022 menyebabkan kerugian sekitar Rp8,8 triliun. Pelakunya tidak pernah benar-benar terungkap. Dan dananya tidak pernah kembali.

Sementara itu, kasus Worldcoin memperlihatkan tantangan lain yang tidak kalah serius. Jutaan data biometrik retina masyarakat Indonesia dikumpulkan, diproses oleh entitas global, dan dikonversi ke aset digital. Namun penyidik kesulitan menemukan dasar pidana yang tegas untuk bertindak.

Ini bukan sekadar cybercrime.
Ini adalah cyber dependent financial crime.
Kejahatan yang menargetkan ekonomi nasional, bukan hanya individu.

Jika tidak diantisipasi secara strategis, risiko ini akan terus berlipat.
Dan negara, termasuk Polri, akan selalu berada satu langkah di belakang.

Karena di era blockchain, yang menentukan bukan siapa yang paling kuat, melainkan siapa yang paling siap.
Dan di titik inilah, kepemimpinan Polri diuji.

Ini bukan fiksi — ini sudah terjadi.

Naskah Strategi Perorangan (NASTRAP) Polri ini lahir dari sebuah kegelisahan strategis: kejahatan telah berubah wajah, bergerak senyap, lintas batas negara, dan langsung menembus sistem keuangan.

Melalui NASTRAP ini, Kombes Pol Dr. M. Arsal Sahban menegaskan bahwa tantangan keamanan ke depan menuntut perubahan paradigma kepemimpinan Polri. Kejahatan keuangan berbasis blockchain tidak bisa dihadapi dengan pendekatan lama, karena karakter ancamannya cepat, anonim, lintas yurisdiksi, dan berdampak sistemik terhadap stabilitas keuangan negara.

NASTRAP tersebut dipaparkan pada 3 Desember 2025 didepan penguji, kemudian di uji dan diseleksi kembali pada 4 Desember 2025 didepan Kasespim Polri bersama 13 peserta didik NASTRAP terbaik dari tiap kelompok uji, hingga akhirnya ditetapkan sebagai yang terbaik.

Penghargaan Sanyata Sumanasa Wira Aksara Utama (Novelty) secara resmi diberikan pada yudisium 16 Desember 2025, yang sekaligus menandai akan berakhirnya proses pendidikan pembentukan kepemimpinan strategis bagi peserta Sespimti Polri Dikreg ke-34, Sespimmen Polri Dikreg ke-65, SPPK Angkatan ke-2, dan Sespimma Polri Angkatan ke-74 Tahun Ajaran 2025.

Penilaian novelty tersebut diberikan karena NASTRAP Arsal dinilai menghadirkan gagasan strategis baru dan relevan bagi Polri dalam menghadapi ancaman kejahatan modern. Sebuah pengingat bahwa di tengah laju teknologi, keamanan negara tidak hanya diuji di jalanan, tetapi juga di balik barisan kode dan transaksi digital.

( Pak Dhe ).

Related Articles

Back to top button