Uncategorized

Rehab SDN Tambelangan 1 Diduga Asal-Asalan, Pelaksana Berkilah Semua Sesuai RAB

Rehab SDN Tambelangan 1 Diduga Asal-Asalan, Pelaksana Berkilah Semua Sesuai RAB

Sampang, Madura II tNews.co.id — Proyek rehabilitasi ruang kelas di SDN Tambelangan 1, Kecamatan Tambelangan, Kabupaten Sampang, dengan pagu anggaran mencapai Rp348 juta yang digarap oleh CV Brahmana Jaya, kini menuai sorotan lantaran ditemukan sejumlah kejanggalan di lapangan.

Pantauan wartawan tNews.co.id menunjukkan bahwa material yang digunakan terlihat tidak seragam, mulai dari kualitas pasir hingga jenis batu bata. Terlihat dua jenis pasir digunakan dalam pekerjaan tersebut, disinyalir merupakan pasir Pasirian dan Japanan. Batu bata yang digunakan juga bervariasi, yakni batu bata putih serta batu bata Merak. Begitu pula dengan semen yang mencampur dua merek berbeda, yaitu Semen Gresik dan Semen Merah Putih.

Selain dugaan ketidakteraturan material, para pekerja tampak tidak dilengkapi Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). Seperti tidak adanya helm proyek, rompi keselamatan, maupun perlindungan standar lainnya menjadi perhatian tersendiri, mengingat pekerjaan konstruksi memiliki risiko tinggi.

Hingga berita ini diterbitkan, papan nama proyek yang wajib ditampilkan untuk transparansi penggunaan anggaran juga belum terpasang.

Ketika dikonfirmasi, Holili selaku pelaksana proyek berdalih bahwa seluruh pekerjaan sudah sesuai dengan perencanaan.

“Pekerjaan yang dilakukan saat ini sudah sesuai dengan perencanaan,” ujar Holili singkat.

Dirinya juga membenarkan bahwa dalam Rencana Anggaran Biaya (RAB) tercantum penggunaan dua jenis batu bata, dua merek semen, dan dua jenis pasir.

“Di RAB memang menggunakan dua jenis batu bata, dua merek semen, juga dua jenisnya pasir. Sudah sesuai RAB,” jelasnya.

Namun ketika ditanya mengenai penerapan K3, Holili beralasan bahwa para pekerja memilih untuk tidak menggunakannya.

“K3 itu tidak dipakai oleh tukangnya, dalihnya begitu,” kata Holili.

Sementara terkait pertanyaan mengenai papan nama proyek, pelaksana tidak memberikan penjelasan hingga berita ini dimuat.

Proyek rehabilitasi sekolah seharusnya menjadi sarana peningkatan kualitas pendidikan. Namun dugaan ketidakteraturan material, lemahnya penerapan keselamatan kerja, serta kurangnya transparansi anggaran menjadi catatan serius yang perlu mendapatkan perhatian pihak terkait yaitu pengawas dan Dinas Pendidikan Sampang.

Wartawan: Ros I
Editor: Redaksi tNews.co.id

Related Articles

Back to top button