Membangun Relasi yang Dekat dan Simbiosis Mutualisme, Kabaharkam Polri Buka Kegiatan Rakernis Polairud Baharkam Polri
Membangun Relasi yang Dekat dan Simbiosis Mutualisme, Kabaharkam Polri Buka Kegiatan Rakernis Polairud Baharkam Polri
BATAM, tNews.co.id – Bertempat di Batam Pasific Hotel, Kepala Badan Pemelihara Keamanan (Kabaharkam) Polri Komisaris Jenderal Polisi Dr. H. Mohammad Fadil Imran, M.Si., membuka langsung kegiatan Rakernis Polairud Baharkam Polri Tahun Anggaran 2024 di Batam, Selasa 20 Februari 2024
Kegiatan rakernis Polairud tersebut digelar selama tiga hari dari tanggal 19 hingga 22 Februari 2024 mendatang.
Adapun peserta Rakernis sebanyak 122 Orang yaitu, para Direktur Polairud Polda seluruh Indonesia, Pejabat Utama Korpolairud Baharkam Polri, Pejabat Utama Ditpolair Korpolairud Baharkam, Pejabat Utama Ditpoludara Korpolairud Baharkam, Kepala Pusdik Polair Lemdiklat Polri, Anjak Madya Korpolairud, perwakilan para Kasubbag, para Kasi, Komandan Kapal Polair dan Pilot Poludara.
Kabaharkam Polri dalam sambutanya mengucapkan , bahwa tujuan Rakernis Polairud ini untuk membangun relasi yang dekat dan simbiosis mutualisme antara Baharkam, Korpolairud, dan Ditpolairud Polda interaksi positif terbangun sehingga tercipta efektifitas terbangun agar sesuai visi dan misi bapak Kapolri.
Kabaharkam Polri juga memberikan pembekalan materi kepada para peserta Rakernis Polairud dengan tema “Menjaga Kemanan dan Ketertiban Negara di Gerbang Laut – Udara”.
“Realitas dunia yang sudah berubah utamanya Perubahan pada masyarakat, seyogyanya mendorong Polisi untuk adaptif mengikuti dan menerima perubahan sebagai hal baru yang normal. Secara kualitatif perlu merenung seberapa berkualitas penegakan hukum kita, dan langkah- pencegahan yang telah dilakukan di wilayah Perairan.
” Data kualitatif masih terdapat keresahan di masyarakat terkait dengan keamanan dan ketertiban di wilayah laut dan perairan seperti, Pasca pembakaran kapal nelayan cantrang di Kalimantan Barat, Penembakan terhadap nelayan yang diduga melakukan illegal fishing di Konawe Polda Sultra, Bentrokan antar nelayan di Bangkalan dan pasuruan,” Ungkapnya.
“Kalau melihat ini semua kita bisa evaluasi apa yang kita lakukan sebagai contoh, dalam kasus nelayan bom ikan kita jangan hanya mencari dan menangkap nelayan bom ikan saja, tapi kita harus tau juga siapa penyuplai bubuk mataharinya dan siapa penerima ikannya tersebut.
Perlu diketahui, Kesenjangan tantangan dan realita Polisi masih cenderung bereaksi kurang proporsional dalam penegakan hukum, serta memiliki kecenderungan menyasar kelas bawah, sesungguhnya pelaku sebenarnnya adalah orang – orang yang didorong oleh keserakahan dan memiliki kemampuan dalam menyamarkan tindakan jahat mereka melalui struktur organisasi yang rumit dan menggunakan praktik-paktik yang koruptif itulah yang harus di ungkap,” tegas Komjen Pol. Fadil.
Penegakan hukum kita harus berbasis sasaran dan mekanisme yang tepat, maka hasil yang terukur dapat diperoleh sehingga, angka kejahatan ilegal migas, ilegal fishing, TPPO, ilegal mining dan sebagainya berkurang, sehingga kerugian negara dapat diminimalisir dan Aktor yang terpidana bukan dari masyarakat kecil, namun “MAFIA”nya”, jelasnya.
“Tingkatkan lagi kegiatan sambang nusa presisi, Polisi RW perairan, perpustakaan keliling, rumah sakit terapung laksanakan kegiatan tersebut dengan Pendekatan yang humanis. bangun pemolisian yang presisi yang berbasis data berbasis sosial dan berbasis realitas,” pungkas Komjen Pol. Fadil.
Dalam acara tersebut Kabaharkam Polri juga memberikan penghargaan kepada Ditpolairud Polda Kalimantan Selatan yang telah berhasil meringkus komplotan perompak Kapal TB Royal 27 yang menggondol minyak fame kurang lebih 798 kilo liter dengan nilai kerugian mencapai Rp8,2 miliar lebih.
( Pak D ).