Halo Polisi

Jelang Mudik, 1.200 Warga Ponpes Al Ubaidah Disuntik Vaksin Booster dari Polres Nganjuk

Jelang Mudik, 1.200 Warga Ponpes Al Ubaidah Disuntik Vaksin Booster dari Polres Nganjuk

Pewarta : Roni.

NGANJUK, tNews co.id – Sebanyak 1.200 dosis vaksin booster Covid-19 disuntikkan kepada warga Pondok Pesantren Al Ubaidah Nganjuk, Senin (18/4/2022). Kegiatan vaksinasi dosis ketiga yang dilakukan menjelang kepulangan santri menjelang masa mudik Lebaran ini difasilitasi oleh Polres Nganjuk dan RS Bhayangkara Nganjuk.

Kapolres Nganjuk AKBP Boy Jeckson, S.H., S.I.K., M.H. menyebut vaksinasi booster dilakukan agar santri bisa mudik dengan aman dan nyaman.

“Hari ini kita melaksanakan vaksinasi booster atau dosis ketiga supaya adik-adik santri bisa nyaman, aman atau tetap sehat, dan tanpa hambatan di jalan saat mudik ke rumah masing-masing untuk Lebaran nanti,” katanya.

“Vaksin booster memang menjadi syarat mudik. Tetapi, tujuan kita lebih pada faktor kesehatan kita dan keluarga di rumah. Vaksin booster demi mudik yang aman dan lancar. Menjelang mudik nanti, kita akan terus melakukan percepatan vaksinasi booster kepada para pemudik,” ujar AKBP Boy Jeckson.

Pimpinan pondok pesantren Habib Ubaidillah Al Hasany, M.HI menyampaikan apresiasi atas vaksinasi booster yang dilakukan Polres Nganjuk dan RS Bhayangkara Nganjuk tersebut.

“Menjelang mudik nanti, ada 940 santri yang akan serentak pulang ke rumah masing-masing. Dengan adanya vaksinasi booster, para santri jadi memiliki ketahanan fisik dari penyakit untuk bisa mengembalikan ketahanan mental akibat dua tahun tidak bertemu keluarga,” tuturnya.

“Tidak ada kata selain terimakasih kepada Kapolres, Polres Nganjuk, dan RS Bhayangkara Nganjuk atas vaksinasi booster ini,” kata Habib Ubaidillah.

Dalam kegiatan yang berlangsung di pondok pesantren Al Ubaidah di Kecamatan Kertosono Kabupaten Nganjuk tersebut, AKBP Boy Jeckson juga berpesan agar para santri bisa berkontribusi positif saat kembali ke masyarakat.

“Adik-adik santri nanti akan dihadapkan pada kondisi dunia nyata di mana akan ada hal-hal yang tidak sama dengan ketika belajar di pondok. Saat berasa di persimpangan jalan, saya berpesan agar adik-adik santri berdoa, gunakan hati nurani, jangan hanya memakai logika duniawi,” ucapnya.

Related Articles

Back to top button